BANDA ACEH - Grup band ternama asal Jakarta, Nidji, dipastikan tampil petang ini, Minggu (26/8), di Taman Ratu Safiatudin (eks arena PKA IV) Banda Aceh. Sementara penyanyi wanita asal negeri Belanda, Rebecca, tetap tampil tadi malam meski mengalami penundaan sekitar satu setengah jam dari jadwal yang direncanakan.
Nidji yang tiba di Banda Aceh kemarin siang, berjanji akan mempersembahkan penampilan terbaik kepada fansnya di Tanah Rencong. “Sejak pertama kali mengeluarkan album kita sangat ingin manggung di Aceh. Jadi, kami akan tampil sebaik mungkin untuk menghibur fans di sini meskipun aku kurang sehat nih,” papar Giring, sang vokalis, saat ditemui Serambi di lobi Hotel Hermes Palace.
Giring sendiri kemarin sore sempat jalan-jalan ke Pantai Lhoknga dan menyambangi Masjid Raya Baiturrahman. “Aku sebenarnya pengen masuk ke dalam masjid, tapi karena pakai celana selutut enggak berani deh,” katanya seraya memperlihatkan hasil jepretan sunset-nya di Lhoknga.
Cowok kelahiran Jakarta 14 Juli 1983 ini mengaku menyenangi dunia fotografi dan belajar secara otodidak dari ayahnya yang berprofesi jurnalis LKBN Antara.
Drummer Nidji, Adry, mengatakan mereka akan membawakan 10-11 tembang hits dari kedua album mereka. Mereka berencana menampilkan lagu dengan tema nasional dan religius.
Saat ditanya kesan mereka tentang Aceh, jawabannya: Mi Aceh, Lhokseumawe, WH, syariat Islam, dan pemandangan alamnya, “keren abis.”
Sementara Adro, bassist Nidji, sering diceritakan temannya yang tinggal di Lhokseumawe tentang Aceh, terutama kota petrodolar itu. “Temen gue ada yang tinggal di Lhokseumawe. Dia bilang kota itu bagus banget,” cetus pemuda berkacamata yang beberapa waktu lalu kehilangan laptopnya di Cilandak Town Square, Jakarta.
Amankan acara
Untuk mengamankan konser dua hari tersebut, Poltabes menyiapkan 150 perseonel. “Kami siap mengamankan acara,” tegas Kasat Samapta Poltabes Banda Aceh, Robin AS, di sela-sela check sound Rebecca malam tadi.
Minta dibatalkan
Sementara itu, pada Sabtu (25/8) siang, musyawarah yang digelar di Masjid Darul Makmur, Lambaro Skep, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, ormas, OKP, ulama dayah, MPU, Dinas Syariat Islam, Badan Antimaksiat (BAM), meminta agar konser Nidji di Banda Aceh dibatalkan.
Ketua BAM Provinsi Aceh, Fakhruddin bin Asyimi, yang ditanyai Serambi mengatakan, pihaknya meminta kepada panitia penyelenggara untuk membatalkan penampilan Grup Band Nidji yang akan tampil di Kompleks PKA. “Bukan hanya Nidji, grup band lain yang akan tampil juga harus dibatalkan,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan itu bertentangan dengan penerapan syariat Islam di Aceh. Bahkan disebutkan kegiatan itu dapat mendatangkan perbuatan maksiat. “Ini bertentangan dengan kultur rakyat Aceh dan nilai-nilai Islam. Jadi, kami minta kegiatan tersebut dibatalkan,” kata Fakhruddin.
Menanggapi hasil musyawarah itu, promotor dari Bunga Event Manajemen, Dian Asmara, mengatakan jauh hari sebelum rencana penyelenggaraan konser itu, mereka sudah berkoordinasi dengan semua pihak. Baik itu MPU Kota Banda Aceh, Dinas Kebudayaan, maupun pihak Polda yang diteruskan pada camat dan kepala desa setempat. “Kenapa baru hari ini (kemarin-red) ada larangan dari ulama dan masyarakat setempat. Kenapa tidak jauh hari atau seminggu yang lalu, jadi kami dapat mempersiapkannya,” papar Dian.
Tapi bagaimanapun, kata Dian, pihaknya akan menerima yang disepakti tersebut. Namun dalam perkembangan terakhir, konser itu akhirnya jadi dilaksanakan, meski waktu mulainya molor.
Sekilas tentang Nidji
Giring pada vokal, Ariel gitar, Andro bass, Rama gitar, dan Adri pada drum. Ceritanya, di studio milik Andro di area Tebet, yang sering dijadikan basecamp beberapa musisi, terciptalah sebuah lagu karya Andro dan Ariel yang kemudian dilengkapi dengan vokal unik Giring.
Adri dan Rama hadir kemudian, sehingga terbentuk Nidji formasi awal Februari 2002. Kehadiran Randy, sahabat Giring, pada awal April 2005, menyempurnakan formasi Nidji.
Debut mereka dimulai 8 Mei 2006 dengan dirilisnya album Breakthru, berupa dobel album: Versi Asia untuk wilyah Asia Tenggara, Australia dan beberapa negara di Eropa, plus versi Indonesia. Berisi enjoyable pop song dalam balutan nuansa British yang empuk di kuping, termasuk single mereka yang sudah cukup familiar di kuping kita, Child yang sering diputar di radio dan ditayangkan di teve.
source: serambi aceh
No comments:
Post a Comment