BANDA ACEH – Dengan alasan panitia tak bisa memisahkan penonton laki-laki dan perempuan, disertai ancaman beberapa pihak akan membubarkan konsernya jika tetap dilaksanakan, grup band Nidji akhirnya batal manggung di Taman Ratu Syafiatun, Banda Aceh.
Pembatalan itu mengakibatkan Giring dan rekan-rekan musisi pengiringnya menginap di Poltabes Banda Aceh, untuk mengantipasi mengamuknya penggemar yang tak menerima pembatalan konser tersebut.
Diperoleh keterangan Minggu (26/8/) , Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh mencabut izin konser grup Nidji atas desakan ormas-ormas Islam, seperti Dinas Syariat Islam, FPI, HMI, Badan Anti Maksiat, dan PII. Alasan pencabutan izin, kalau konser digelar, maka tidak ada pemisahan lelaki dan perempuan, dikhawatirkan terjadi tindakan mesum.
Konser yang digelar Bunga Entertainment sudah digelar sejak hari Sabtu malam dan sempat menampilkan penyanyi Rebecca. Namun, baru berlangsung setengah jam, konser tersebut langsung dihentikan.
Menurut jadwal, personil band Nidji yang sudah tiba sejak hari Sabtu (25/8), dijadwalkan tampil Minggu (26/8) malam, namun karena dibatalkan dan khawatir dengan amuk massa, maka grup band Nidji, grup band Republik, dan Bunga Entertainmen meminta perlindungan ke Poltabes Banda Aceh.
Dari pantauan di lapangan, panggung dan peralatan konser sudah dibongkar sejak hari Minggu pagi dan tidak terjadi amukan massa terkait pembatalan konser Nidji ini.
Pihak Poltabes Banda Aceh sampai saat ini tidak mau memberikan keterangan kepada wartawan terkait pelarangan konser Nidji ini. Namun, pihak Bunga Entertainmen mengaku akan mengajukan gugatan kepada Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) yang mencabut izin konser secara sepihak, setelah memberikan izin sebelumnya.
“Kita akan ajukan gugatan terkait pencabutan izin mendadak ini,” katanya. Akibat pelarangan ini belum diketahui berapa kerugian yang ditaksir pihak Bunga Entertainment.
KECEWA
"Kita kecewa karena tidak jadi manggung. Ke depannya kita berharap semua pihak bisa lebih profesional," ujar Giring, vokalis Nidji, di Ruang Pelayanan Khusus Poltabes Banda Aceh, Senin (27/8/).
"Sebenarnya masyarakat Aceh bukan tidak suka, tapi ada rekomendasi dari MPU bahwa konser tersebut harus dibatalkan," jelas Kasad Intel Poltabes Banda Aceh, M Ali Khadafi.
Vele, Manager Nidji, bahwa batalnya manggung anak-anak Nidji di Serambi Mekah, Nangroe Aceh Darussalam, pada Minggu malam (26/8) sangat disesalkannya oleh dirinya.
“Padahal kami sangat antusias, dan ini mimpi kami sebelumnya untuk dapat manggung di Aceh. Tapi ternyata memang pada kenyataannya seperti ini,” ucapnya saat dihubungi Pos Kota, Senin (27/8) malam.
Dijelaskannya, batal manggungnya anak-anak Nidji karena adanya kekhawatiran -kekhawatiran dari aparat keamanan pada saat berlangsungnya konser nanti.
“Kekhawatiran itu beralasan, karena pada malam sebelumnya group Nidji manggung, ada sekelompok massa yang melakukan demo supaya konser yang diselenggaran tersebut akan dihentikan,” tutur Vele. Dengan alasan tersebutlah aparat kepolisian akhirya mencabut izin konser group band yang dimotori oleh vokalis Giring tersebut.
Tidak hanya itu, dengan adanya peristiwa tersebut pihak manajemen telah mengalami kerugian. “Tentunya sudah pasti untuk kerugian materi dan masalah waktu,” terangnya tanpa menyebut jumlah kerugian materinya tersebut.
Namun demikian, Pele menegaskan, pihaknya telah mendapatkan hikmah atau pelajaran dari peristiwa tersebut pula. Dan pihaknyanya pula akan lebih selektif dalam mengambil job-job manggung group Nidji, terutama pada event organizer.
source: poskota
2 comments:
Wah, susah neh pengaruh al qaeda dah merasuk di sebagian masyarakat indonesia.....
Dka Lhokseumawe
Dka Lhokseumawe peunawa band binaan DKA kota Lhokseumawe senin 1 desember 2009 akan mendampingi nidji band mentas di lapangan iraq lhokseumawe bila anda ingin menikmati lagu lagu etnis modren tembang terbaru peunawa band buruan tunggu aja tanggal mainnya ....gratis untuk umum.
Post a Comment