Lets Search!

Facebook Connect


Eksperimentasi Ala Nidji

Dikutip Dari: Republika, 13 Nopember 2007
Lewat album baru ini mereka berharap bisa kembali memimpim musik Indonesia.
Nidji, grup band asal Jakarta, terlahir kembali. Kali ini mereka hadir dengan mengusung album yang diberi tajuk Top Up. Di album ini, mereka tampil lebih ekspresif serta menghadirkan sejumlah eksperimentasi terbaru dalam penciptaan sound.

''Di album ini, kami memang melakukan eksperimentasi dengan pemakaian segala jenis barang untuk menghadirkan beragam bunyi-bunyian. Seperti pemakaian brankas besi atau juga pianika,'' kata Giring, vokalis berambut kribo ini saat berbicara pada peluncuran album mereka di Jakarta, akhir pekan lalu.

Di album kedua ini, formasi Nidji masih belum banyak berubah. Giring masih pada vokal. Selanjutnya Ariel (gitar), Rama (gitar), Andro (bas), Adrie (drum), dan Randy (keyboard). Eksperimentasi terhadap sound yang dilakukan oleh Nidji ini bisa disimak pada lagu Penantian. Untuk mendapatkan suara dentuman yang khas, Giring menyulap sebuah brankas besi menjadi elemen perkusi.

Untuk album terbaru ini, kelompok band ini menaruh harapannya kepada lagu Biarlah sebagai single pertamanya. Lirik lagu yang sebenarnya bertutur tentang kekesalan hati ditinggal kekasih tersebut disampaikan Nidji tidak dengan cara yang cengeng. Up beat yang diracik untuk lagu itu terdengar sangat ampuh untuk membawa penikmatnya bersuka cita. Apalagi, jika didengar sambil menyaksikan aksi Giring yang biasa begitu atraktif di atas panggung.

Giring mengaku, tembang Biarlah ini diciptakannya dari hasil pengalaman pribadi. ''Lirik yang dituliskan di lagu ini memang berasal dari sebuah pengalaman pribadi saat saya mengalami putus cinta,'' katanya sambil tersenyum malu.

Prosesi peluncuran album Top Up yang digelar di Jakarta itu cukup spesial. Selain mempresentasikan karya terbaru, aksi Nijdi ini ternyata dihadirkan secara live lewat 19 stasiun radio di beberapa kota Indonesia. Sedangkan dari lokasi peluncuran album di salah satu bioskop di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, dipadati pula oleh 300 nidjiholic sebutan bagi para penggemar grup musik ini.

Di tengah acara, anak-anak Nidji menuturkan hal yang bisa jadi tidak banyak diketahui orang sebelumnya. Mereka menceritakan tentang kerapnya pertengkaran yang terjadi antarpersonel saat pembuatan album pertama. ''Mungkin, karena baru pertama, sering sekali ada perbedaan pendapat. Perbedaan itu bikin kami sering konflik,'' kata Giring.

Untung, kejadian itu tidak terjadi lagi di album kedua mereka. Sebaliknya, tutur Giring, enam personel Nidji justru semakin solid. ''Alhamdulillah. Sama sekali nggak ada yang berantem. Jauh lebih kompak. Segala sesuatunya lebih bisa dikompromikan bareng-bareng.''

Di luar studio
Album Top Up lebih banyak digarap di luar studio. Padatnya jadwal Nidji mengharuskan para personelnya untuk kreatif memanfaatkan waktu guna memikirkan karya selanjutnya. ''Album ini lebih banyak kami kerjakan pas lagi di jalan. Enam bulan setelah album pertama, kami sebenarnya sudah mulai nyicil. Kalau diakumulasikan, pengerjaannya sekitar dua sampai tiga bulan lah,'' papar Ariel.

Sementara itu, mengenai makna dari judul album Top Up ini, Giring memiliki jawaban sederhana. ''Selain gampang disebut, kami juga memaknainya seperti sebuah doa. Mudah-mudahan kami juga masih bisa terus ke atas lagi dan meraih impian untuk menjadi band yang abadi,'' katanya.

Secara keseluruhan album ini menghadirkan 12 tembang yang semuanya fresh (baru). Sedangkan secara musikal, di album kedua ini Nidji menghadirkan warna yang cukup beragam, mulai dari yang upbeat hingga menghadirkan nada-nada yang melodius.

No comments: