Lets Search!
Facebook Connect
Kemegahan Rising Star Di Tengah Kota Gudeg
Panas kota Yogyakarta mulai menyingkir, membuat lapangan parkir Stadion Mandala Krida mulai ramai didatangi pengunjung. Mereka bukan ingin lari sore, ataupun latihan sepak bola. Mereka semua itu hadir karena ada ingin menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri aksi panggung dari para rising star di acara A Mild Live Rising Stars 2008, Selasa (19/02).
Tidak ada istilah "hari kerja" di kota Yogyakarta. Antusias penonton sangat besar untuk acara ini, kepentingan lainnya dikesampingkan dahulu demi hiburan yang meriah dari A Mild. Jangan berharap di acara itu ada orang yang basa-basi nanyain gimana keadaan pe-er atau tetek-bengek sekolahan. Itu semua sudah mereka tinggalkan di rumah masing-masing.
Selain para penonton yang berdandan rapih full petetelan di pakaiannya, ada juga dari mereka yang masih lengkap dengan setelan seragam sekolah. Berdasarkan dari yang terlihat amild.com, ada beberapa perempuan yang sepertinya baru pulang sekolah berlarian menuju panggung untuk berteriak melihat band pujaannya. Hari semakin malam bukan berarti penonton tidak akan bertambah.
Malah sebaliknya, penonton semakin membludak kira-kira pukul 19.00. Seperti yang sudah hafal rundown acara ini, penonton yang baru memenuhi venue terlihat sekali sepertinya memang total untuk menyaksikan sang rising stars. Tidak adanya matahari di langit Yogya bukan berarti udara semakin dingin. Udara yang berhembus ditengah-tengah penonton hampir tidak terasa, saking ramainya orang di sana. Penuhnya penonton yang memadati pinggir panggung membuat mereka semua hanya bisa istirahat ditempat bila tak ingin tempatnya dijarah orang lain.
Demi menyegarkan mereka semua yang kehilangan cairan dalam tubuhnya karena keringat dan semangat yang berlebih, pihak panitia sudah menyediakan kipas angin besar di pinggir panggung dan mobil pemadam kebakaran yang siap sedia menyuplai air. Yah nggak terlalu beda dengan acara kemarin (A Mild Live Wanted), penonton sekarang juga basah kuyup. Tidak dikarenakan hujan yang turun, melainkan oleh tubuh diri sendiri yang rutin mengeluarkan keringat sesaknya penonton dan gerakan yang berlebihan
Show time!
Teriakan MC menjadi pertanda break sudah berakhir. Penonton yang tadinya tenang-tenang saja menjadi sibuk memposisikan diri untuk berdiri paling depan. Malam ini The Titans dipercaya sebagai pembuka malam A Mild Live Rising Stars di Yogyakarta. Tanpa banyak basa basi, Rizki sang vokalis langsung berlarian menuju bibir panggung untuk menyapa langsung penonton. Sontak suasana konser semakin ramai oleh histeria penonton.
Perkataan Andika (keyboard) ketika press-conference dibenarkan melihat sesaknya venue dengan hip penonton yang beraksi sesuai dengan irama lagu. "Antusias masyarakat sini (Yogyakarta) besar terhadap musik, makanya kami senang sekali untuk tampil di Yogyakarta", kata Andika. Selain itu pun The Titans jadi lebih mudah mengenalkan musik pop alternative berbalut sampling pada masyarakat yang melek musik.
Setelah terhibur oleh musik yang dibawakan oleh The Titans, penonton sepertinya tidak pernah diberi kesempatan untuk berpuas diri dengan hiburan yang disuguhkan. Belum juga sempat meluruskan pita suara, Ari Lasso sudah naik keatas panggung yang mau nggak mau penonton pun tergoda untuk nyanyi bareng.
Intro baru masuk, penonton sudah mendului Ari Lasso dalam menyanyikan lagu "Penjaga Hati". Pengalaman musikalitas yang tinggi ditunjukkan oleh performance yang terkonsep rapi pada malam ini. Ia juga dapat mendoktrin semua penonton untuk mengikuti aba-abanya dalam menyanyikan lagu. Seperti tidak kehilangan konduktor musik yang mengiring penonton tetap ikut bernyanyi mengiringi Ari Lasso hingga lagu "Rahasia Perempuan" sebagai lagu terakhir yang dibawakan.
Ruang gerak penonton seakan diperlebar sesaat Nidji mulai memasukki panggung dengan iringan musik "Heaven" sebagai pembuka. Musisi asal kota setempat ini sangat tepat dijadikan artis penutup konser. Suara dari zaman new wave mampu dibawakan dengan baik oleh Nidji, otomatis mereka menggerakkan mesin nge-dance para penonton. Tak mau kalah, penonton juga tidak sekedar menggoyangkan tubuhnya saja, melainkan ikut menyanyikan lagu selengkap-lengkapnya, bahkan melebihi Giring.
Gerakan Hot Hot Heat Giring seakan menjadi hidangan wajib penonton. Tidak habis gaya, Giring memadukan gerakannya itu dengan memanfaatkan instrumen-instrumen yang telah disediakan, seperti bendera merah putih, stand mic, bahkan walking floor dipakai sebagai bumbu performance. Lagu-lagu seperti "Disco Lazy Time" dan "Hapus Aku" sudah tentu menjadi santapan lezat indera penonton, dan lagu yang tepat untuk berdisko maksimal. "Manusia Sempurna" dan "Sudah" membuat suasana cooling down sejenak.
Ditengah-tengah konser Giring juga sempat sedikit ceramah, dan cerita masa lalunya di Yogya, yang membuat penonton merasa dekat dan akrab. Seakan tak ingin melarutkan penonton pada kesedihannya, lagu-lagu beat cepat dibawakan kembali, hingga akhirnya mencapai klimaks di "Biarlah" sebagai lagu perpisahannya dengan kota tercinta dan dimeriahkan oleh letupan kembang api sebagai latar. Well, setelah Surabaya dan Yogya sudah dilewati, giliran A Milders Ambon, Makasar, Jayapura, Manado yang harus menyiapkan diri. Nantinya pasti bakal lebih seru lagi dengan artis-artis yang berbeda juga tentunya.
source: amild.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment