Lets Search!

Facebook Connect


Sukses NIDJI Melahirkan NIDJI-HATERS [part 2]

Kutipan: rileks.com

Album keduanya sendiri masih menuai sukses, meski secara materi sebenarnya tidak jauh lebih baik. Apapun alasan dan tudingannya, NIDJI bergerak naik menjadi band baru yang diperhitungkan. Kini, band berawak Giring [vokal], Rama [gitar], Ariel [gitar], randy [kibord], Andro [bass], dan Adri [drum] kembali dengan musikalitas yang dijanjikan lebih fresh dan menjanjikan di album kedua 'TOP UP'. Seperti apa?

Secara musikalitas, NIDJI lebih cerdik memanfaatkan sound-britisnya. Kemudian ornamen synthezer juga lebih terasa. Coba perhatikan single 'BIARLAH' yang jadi jagoan. Kabarnya, lagu yang dibuat dari pengalaman pribadi Giring ini sering dinyanyikan dengan emosional oleh Giring. Ornamen dance-nya lebih terasa, mengingatkan kepada penulis dengan single 'Disco Lazy Time' dalam versi yang temponya turun.

Mungkin yang rada menarik justru di lagu 'PULANG' yag terkesan jadul banget. Usut puya usut, NIDJI memang memasukkan sound-sound vintage supaya kesan lawasnya terasa. Lagu ini mengingatkan penulis pada cemprengnya lagu-lagu asli The Beatles. Cukup seronok dan membuat kita meleleh.

Mau dengar NIDJI yang rada kentang? Perhatikan single 'AKHIR CINTA ABADI'. Entah kenapa, lagu ini kok tedengar sangat cengeng, meski suara Giring terdengar makin menyayat dan matang sebenarnya. Tapi feeling penulis, single ini kalau dibuat klip, bisa jadi bakalan melelehkan fans NIDJI. Lagu pasaran yang lumayan...

Overall [maaf, rada berbahasa Inggris, seperti NIDJI], album ini punya progress di beberapa lagu, tapi juga penurunan tensi di beberapa lagu. Penurunan itu drastis, walaupun album ini bisa dibilang punya sound dan lirik yang lebih tajam.

Apapun yang orang bilang tentang NIDJI, mereka kini seadng menikmati sukses. Meski begitu, mereka juga anak-anak muda yang kadang bisa jadi menyebalkan, reseh atau menjengkelkan. Mereka bisa uring-uringan ketika konser dan harus mennggu waktu lama untuk naik pe panggung. “Menunggu. Ini yang paling menyebalkan. Saat akan manggung, kami kadang berlama-lama menunggu untuk check sound, menunggu untuk bergiliran naik di atas panggung, atau menunggu saat dalam perjalanan menuju tempat konser. Kadang saat menunggu tersebut kami tidak bisa berbuat apa-apa, hal inilah yang sering membuat kami bosan. Tapi saat berada di atas panggung, hal-hal yang menyebalkan ini hilang. Kami menjadi bersemangat, apalagi jika melihat apresiasi penonton yang baik terhadap aksi kami. Melihat mereka menikmati konser kami dan hafal lirik dari lagu kami bisa menambah semangat kami diatas panggung. Inilah yang paling menyenangkan saat menggelar konser.” aku Giring lagi.

Menariknya, selain penggemar, NIDJI pun punya nidji-haters. Mereka adalah orang-orang yang tiadk enyukai band ini. “Untungnya saat ini kami bisa diterima oleh masyarakat dengan baik. Tapi tidak selalu hal ini yang kami terima. Ada kelompok Nidji Haters, yaitu kelompok yang tidak menyukai kesuksesan kami. Hal ini memang kami akui. Hal seperti ini wajar saja terjadi bagi band pendatang baru seperti kami. Tapi bukan berarti hal ini dijadikan halangan langkah karier kami. Tapi justru bisa dijadikan semacam pemacu semangat eksistensi Nidji di panggung musik Indonesia.”

Ada satu pengakuan yang jarang diungkap oleh Giring. Vokalis kribo ini ternyata ngefans berat dengan Ariel, vokalis Peterpab. Yang bener? “"Jujur dulu, waktu belum kayak sekarang, gue ngefans banget sama Ariel dan Peterpan. Gue merasa mereka itu hebat bisa mencuat dengan cepat. Dari situ gue mulai terpacu bahwa gue harus seperti dia," ungkapnya.

Layaknya fans kebanyakan, pria berambut kriwil ini juga mengaku, sangat takut saat bertemu untuk pertama kali dengan Ariel. Kini, bak dicinta ulam tiba. Giring bersama bandnya, Nidji, ternyata tergabung dalam label rekaman yang sama dengan sang idola.

"Awalnya saya takut mau foto bareng. Takut Ariel sombong. Ya sudah akhirnya gue memberanikan diri mumpung ketemu dan gue berdoa supaya enggak ditolak minta foto bareng. Ternyata dia langsung mau dan baik banget," ujarnya. "Gue enggak mengira dan merasa senang bisa satu label sama dia. Pokoknya, dari pengalaman foto bareng itu jadi inspirasi buat gue. Walaupun sukses nggak boleh sombong karena waktu itu dia baik banget dan tetap asyik," imbuhnya. Kok bisa ya?

Band ini juga penalaman tidak enak ketika kudu konser di Aceh. Lantaran ada kesalahpahaman, Nidji dilarang manggung di Banda Aceh. Akibatnya, penggemar Nidji terpaksa "dikorbankan". Fans yang sudah membeli tiket demi menyaksikan aksi Giring dan kawan-kawan itu, hanya bisa gigit jari.

Tiket konser Nidji tersebut sudah terjual 4.000 lebih. Karena takut penonton menuntut haknya, Nidji dan band lain yakni Bio serta Republik meminta perlindungan Poltabes Banda Aceh. “Kita waktu itu kecewa karena tidak jadi manggung. Ke depannya kita berharap semua pihak bisa lebih profesional," ujar Giring, vokalis Nidji. Gara-gara larangan menggelar konser itu, Nidji terpaksa menginap di Ruang Pelayanan Khusus Poltabes Banda Aceh untuk menghindari amukan massa yang marah karena konser dibatalkan. “Yah pengalaman menarik yang tidak enak sebenarnya,” celetuk Giring.

“Kami memiliki banyak obsesi, misalnya bisa konser tunggal di event yang besar. Atau berkolaborasi dengan band papan atas internasional. Tapi bagi kami eksistensi adalah hal yang paling penting. Banyak band yang akhirnya tidak eksis lagi setelah beberapa saat terbentuk. Kami tidak ingin seperti itu. Kami ingin bisa tetap eksis terus di industri musik tanah air,” ujar Giring menanggapi banyaknya band yang sukses tapi kemudian mati pelan-pelan eksistensinya. [joko.moernantyo]

1 comment:

ch1ka said...

duhh jadi teringat liat konser nidji di medan-acara simpatizone telkomsel...
top banget u nidji dehhh...bravo