Lets Search!

Facebook Connect


Format Jammin' di Album LET'S PLΔY

Nidji kembali hadir menyapa pelangi musik Indonesia. Unit musik asal Jakarta ini membawa sebongkah mimpi dalam paket album cantik yang mereka beri judul Let’s Play. Konsep album yang dibuat dalam kondisi penuh suka cita dan cinta yang mengedepankan unsur jamming dalam proses pembuatannya.

Let’s Play adalah album mutakhir yang akan melengkapi dua album sebelumnya: ‘Breakthru serta Top Up. Dua album yang disambut hangat oleh pecinta musik Indonesia. Album ketiga Let’s Play dengan 11 lagu segar ini diharapkan akan menjadi estafet musikal berkualitas dan makin membawa Nidji ke tataran terbaiknya di pelangi musik Indonesia.

Nidji boleh dibilang sudah membuat trilogi album yang jika dilihat secara grafik peningkatannya naik begitu pesat dari album pertama dan kedua. Pastinya dengan dukungan semua pihak album Let’s Play akan menjadi penerus kesuksesan dua album berikutnya. Nidji adalah salah satu band yang pintar dan cerdas dalam melakukan sinergi. Sinergi antara lagu, imej, serta aksi panggung yang memukau. Banyak yang sudha menjadi saksi akan sinergi mereka tersebut.

Muhammad Andro Regantoro(bas), Muhammad Ramadista Akbar (gitar), Andi Ariel Harsya (gitar), Muhammad Adri Prakarsa (drum), Randy Danistha (kibor), serta Giring Ganesha (vokal) tahu betul bagaimana membuat sikap pada tatanan musik Indonesia saat ini. Mereka ibarat mutiara ditengah banyaknya ikan-ikan kecil dan ikan besar yang mulai terlihat sama. Baik dalam konsep maupun irama. Namun Nidji mencoba mengambil jalan dan porsi tengahnya. ”Saya yakin anak-anak Nidji sudah melakukan survey sendiri dengan baik akan situasi musik Indonesia sekarang,” ujar Indrawati Widjaya yang bertindak sebagai produser sekaligus A&R dari semua album Nidji. Termasuk album Let’s Play ini.

Keberhasilan album perdana dan kedua membawa beban musikal yang harus mereka pertangungjawabkan di album ketiga ini. Dan ”Sang Mantan” terpilih menjadi wakil dari simbol pertama album ketiga mereka ini. Seolah memberi makna, inilah saatnya Nidji kembali ke pentas musik Indonesia. ”Kami semua sedang dalam jatuh cinta saat membuat album. Ada yang punya baru punya pacar, baru kawin, dan baru punya anak,”ujar Giring mewakili Nidji tentang materi album ketiga Nidji ini.

Yang begitu menarik adalah pemilihan lirik dalam lagu ini. Jika biasanya Nidji tampil dengan lirik-lirik yang kontemplatif dan penuh interpretasi, maka di single perdana ”Sang Mantan” ini mereka mencoba menawarkan elemen baru dalam konsep lirik Nidji. Lentur dalam makna. Langsung pada sasaran. Bercerita tentang posisi menjadi mantan kekasih yang tak bisa berbuat apapun selian pasrah dan mengingat janji-janji surga yang pernah terucap. Nidji berani melakukan terobosan dalam hal lirik. Ini bagus. Kesederhanaan makna yang tetap dibungkus dengan musik yang elegan dan gemuk. Lagu ini awalnya terdiri dari beberapa bagian, namun kemudian disederhanakan kembali supaya secara komposisi enak dan tidak tersimak rumit.
Intro yang yang mengalun dari string yang lirih menelusup ke dalam celah vokal Giring yang sudah menjadi cetak biru bagi band ini. Ayunan irama yang masuk bersamaan menjadi titik naik dari lagu ini. Namun
jangan kaget jika ditengah chorus ini tiba-tiba musik mereka berhenti yang membuat lagu ini memiliki ciri jeda yang unik. Ide menarik dan segar. Sejauh ini apa yang sudah mereka kemas dalam single berjudul ”Sang Mantan” menjadi satu bentuk warna baru bagi Nidji namun tetap memiliki kandungan musikal khas Nidji.

Lagu “Lost In Love” tampil memukau dengan tempo sedang. Vokal Giring yang low di bagian awal membuat karakter lagu ini menjadi unik. RunD berhasil membuat bebunyian syntesizer yang rancak dan menggugah untuk berdansa. Simak lirik yang begitu catchy dan akan menjadi modal bagi hits terbaru mereka. ”Lost In Love. Lost In Love. Jalanku tanpa dirimu. Lost in love. Lost in love. Tunjukkan jalan kembali ke cintamu.”
Kekuatan lain dari Nidji lain adalah mereka mampu bermain di lagu-lagu yang bertempo cepat dengan bungkus new wave modern yang dileburkan dengan pendekatan khas Nidji. Dan mereka cukup fasih dalam mewujudkannya. Di album ini pendekatan itu muncul di lagu “Today” dan “Let’s Play” yang akan menjadi sequel “Disco Lazy Time”. Baik Rama, Andro, Adri, Giring, RunD, dan Ariel sangat enjoy dalam konstruksi lagu-lagu seperti ini. Baik secara audio atapun tampil live diatas panggung. Namun begitu mereka tetap kuat dalam segi aransemen. Dan lirik yang siangalong. Simak lirik “Baby don’t you ignore me. Because I can’t see. If you do like me too. Baby why don’t you try me. Because you make me fall in love today.”

Intro paling bagus di album in terdapat dalam lagu ”Saat Yang Tepat”. Lagu yang bertutur tentang romantisme menemukan pasangan yang tepat menjadi tema abadi. Tema yang tak lekang oleh waktu. Modal yang kuat untuk membuat komposisi ini disukai banyak orang. Salah satu soundtrack cinta indah di musik Indonesia. Pula dengan lagu ”Dosakah Aku” yang menjadi satu lagu lain dengan lirik paling dalam dan kelam di album ini. Saat Giring meneriakkan lirik ”Mereka Bukan Hakim Kita” seperti menjadi antitesis dari segala premis yang mempertanyakan akan sebuah makna hubungan asmara yang banyak dipertanyakan banyak pihak. Giring di lagu ”Dosakah Aku” berhasil membuat lirik puitis nan indah sekaligus memberi bukti bahwa orang lain bukan hakim yang tepat untuk hubungan cinta pribadi.

Komposisi ”Tak Terjamah” rasanya makin mengukuhkan album ini benar-benar penuh oleh pesan cinta. Balada yang sangat indah dan menjadi ode yang tepat untuk mereka yang sedang jatuh cinta. Jangan
lepaskan perhatian Anda pada lagu ”Rela Berkata.”

Gaya Nidji yang mempopulerkan kembali pengunaan lirik bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dalam lirik lagu mereka tersimak bagus di lagu ini. ”Arahku berputar berharap masih bisa berkata. I Love You For The First Time. “Lirik ini akan menjadi puncak ektase dari lagu ini. Jika Anda mencari lagu santai dan menjadi penutup dari sebuah acara bersama teman-teman tercinta coba pilih lagu ”Hari Yang Terindah.” Lagu jamming yang ringan dan menjadi break yang manis untuk album ini.

Sementara lagu ”Pahlawan Mimpi” dengan lirik ”Jadilah Engkau Pahlawan Cinta. Yang mewujudkan cinta di dunia. Jadilah engkau, pahlawan mimpi. Yang mewujudkan mimpi yang tertunda” adalah salah satu komposisi dengan pesan sarat makna positif dari Nidji. Pesan positif untuk semua. Untuk mewujudkan mimpi dan menjadi pahlawan dari mimpi kita sendiri. Lagu yang keren di tengah banyak persitiwa dan issue sensitif yang melanda negeri ini.

Ada yang menarik di lagu ”Kau Tak’an Bisa”. Lagu dengan aransemen yang ringan namun memiliki hook yang begitu mudah diingat ini juga akan menjadi komposisi andalan lain Nidji paling baru. Simak bagian lirik di bagian reffrain ”Ku Tak Akan Bisa. Ku Tak Akan Bisa. Menjauh darimu sepanjang hidupku. Oooo...Oooo...Oooo.” Dipastikan bagian ini akan menjadi modal bagi Nidjiholic untuk melompat dan berdansa bersama Nidji.

Dari semua lagu diatas harus diakui Nidji sudah siap dengan materi-materi indah dan penuh cinta mereka. Sekarang giliran kita apakah mau dan menerima mereka juga dengan penuh cinta. Penuh mimpi indah dan hal-hal positif seperti yang coba Nidji tawarkan di album Let’s Play yang masih diedarkan dibawah bendera Musica Studio’s.

Siapkah kita menerima Nidji kembali?

4 comments:

S H A B O E said...

krenn...
aq pling suka Ku Takkan Bisa ama Tak Terjamah...

bentoz Let's Play said...

gw suka semua.na....
ajibbb...

Anonymous said...

qw suka ku tak kan bisa ama rela berkata,..let's play ma tak terjamah juga bagus.tapi qw kecewa,..k' nidji mengeluarkan single pertamanya sang mantan?g' ada yang khas nidji di sang mantan

sada said...

uhh.. sukses bwt nidji...
aku plg suka lgu lost in love n saat yg tepat.. yg lain jg bgus>.<~