Lets Search!

Facebook Connect


Nidji: Rumah, Tempat Terbaik

PEKANBARU, SENIN - Berangkat dari band yang biasa main di mal-mal di Jakarta, Nidji akhirnya menjadi salah satu bintang baru di industri musik Indonesia. Tapi, yang membuat mereka terkaget-kaget di industri musik bukanlah keterkenalan dan banyaknya uang yang mereka dapat, melainkan padatnya jadwal manggung.
Nidji, terdiri dari Giring Ganesha (23, vokal), Ariel (22, gitar), M Ramadista Akbar (Rama, 22, gitar), Randy Danistha (21, keyboard), M Andro Regantoro (22, bas), dan Adri (23, drum), lahir di Jakarta pada 1 Februari 2002 dari hubungan pertemanan--termasuk suka bermusik bareng--antara Rama dengan Andro.

Dengan kegemaran pada musik yang berbeda-beda, mereka memilih Nidji menjadi nama grup mereka. Nidji diambil dari niji, kata dalam bahasa Jepang yang berarti pelangi.
Sebelum merilis album perdana, Breakthru, pada 2006, grup dengan musik alternatif modern yang cenderung ke britpop (british pop) itu biasa tampil di mal di Jakarta. Ketika itu mereka baru memiliki dua lagu, Child dan Heaven, dalam sebuah album mini yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan rekaman musik independen (indie label).
"Dulu kan kami band mal," ujar Giring, yang berambut kriting mekar, ketika dijumpai oleh KCM di Bandar Udara Pekanbaru, Senin (7/8). "Waktu pertama kali ketemu Bu Acin aja, kami lagi manggung rutin di Plaza EX (Jakarta). Waktu itu Bu Acin lagi nganter kakaknya belanja. Sehabis nonton kami, dia nyamperin kami dan kami disuruh datang ke kantornya," lanjut Giring, yang sedari SMP banyak mendengarkan britpop.
Bu Acin yang dimaksud oleh Giring adalah produser eksekutif dari Musica Studios, perusahaan rekaman besar dalam negeri yang mengontrak Nidji. Breakthru diproduksi dan dirilis oleh perusahaan tersebut pada akhir Februari 2006.

Walaupun dalam sekitar enam bulan Breakthru baru terjual sekitar 130-an ribu copy (kecepatan perolehan angka penjualan itu masih kalah dari yang pernah dicapai oleh, sebut saja, Sheila on 7, Padi, dan Peterpan), Nidji di industri musik Indonesia kini sudah menjadi bintang baru. Mereka laris di atas pentas besar dan kecil.
Nyanyian dan permainan musik mereka tak hanya bagus di rekaman kaset dan CD mereka, tapi juga di panggung secara live. Tambahan lagi, lewat konser bisa terbaca langsung penjiwaan mereka dan aksi Giring yang nyentrik--menarikan dua tangannya ke udara, memainkan syalnya bagaikan tali penjerat hewan buruan, dan menjatuhkan dirinya sampai rebah di lantai panggung, yang mengingatkan kita kepada (mendiang) legenda Jim Morrison dari The Doors.
Pada Soundrenaline 2006: Rock United di Lanud AURI Pekanbaru, Riau, Minggu (6/8), Nidji juga memertontonkan semua itu kepada kira-kira 2.000 orang. Mereka menyajikan lima lagu dari Breakthru, yaitu Heaven, Disco Lazy Time, Child, Sudah, dan Hapus Aku. Tiga lagu yang disebut terakhir telah membuat mereka terkenal. Di kota yang baru pertama kali mereka kunjungi itu, para penonton pun turut menyanyi ketika mereka meluncurkan lagu-lagu tersebut.

Sejak merilis Breakthru, jadwal manggung Nidji padat. Contohnya, dalam Soundrenaline 2006, yang digelar oleh A Mild Live Production bersama Deteksi Production, mereka ikut di empat kota, yaitu Makassar (30/7), Pekanbaru, Medan (13/8), dan Jakarta (20/8). "Besok (8/8), kami berangkat lagi ke Lampung, naik bis," terang Giring. Lampung merupakan kota pertama dari tur enam kota Nidji yang disponsori oleh perusahaan rokok yang lain.
Juni lalu, Nidji juga main di Hard Rock Cafe Kuala Lumpur, Malaysia, dalam rangka merilis Breakthru di sana. Pada September mendatang, giliran Manila yang mereka datangi, karena album tersebut dirilis pula di Filipina.

Kepadatan kegiatan tersebut ternyata yang membuat Nidji terkaget-kaget sesudah masuk ke industri musik. "Yang bikin kami terkaget-kaget adalah skedul manggung yang padat," ucap Giring kepada KCM dalam jumpa pers di arena Soundrenaline 2006 di Pekanbaru, Minggu (6/8).
"Kalau pergaulan di tengah para bintang yang bikin kami kaget-kaget, enggaklah. Kami enggak sempat bergaul. Kami selalu berada di jalan (manggung dari kota ke kota)," lanjutnya.
Dalam jumpa pers yang sama, Rama membenarkan kata-kata Giring. "Pokoknya, buat kami, sekarang rumah is the best place," tuturnya. "Sekarang kami jarang bisa bareng keluarga," imbuhnya.

Penulis: Ati (Kompas)

No comments: